Mengenal Potensi Banggai



Mengenal Potensi Alam dan Potensi SDM Kabupaten Banggai
A. Gambaran Umum Kabupaten Banggai
Gambaran umum Kabupaten Banggai dapat dilihat dari aspek geografis, demografis, potensi ekonomi, struktur sosial dan juga budaya. Secara geografis Kabupaten Banggai terletak antara 122023’ – 124020’ Bujur Timur dan 0030’ – 2020’ Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :


- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Morowali.

Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banggai adalah 9.672,70 Km2 dan secara administrasi pemerintahan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 Kabupaten Banggai dibagi kedalam 13 Kecamatan 23 Kelurahan dan 271 desa dan 2 UPT (unit pemukiman transmigrasi). Berikutnya, ditahun 2009 telah berlangsung pemekaran diberbagai tingkat pemerintahan, terutama di kecamatan, desa dan kelurahan sehingga menjadi 18 Kecamatan, 46 Kelurahan dan 291 desa dan 2 UPT.

Dilihat dari bentang fisik wilayah, daratan daerah ini diapit oleh 8 (delapan) gunung, dengan tinggi berkisar antara 1.071 m hingga 2.401 m diatas permukaan laut. Juga terdapat 9 (sembilan) sungai besar dengan luas daerah aliran sungai mencapai angka 404.550 Ha.


Kota Air Luwuk

Sementara data-data kependudukan terbaru, seperti yang bersumber dari sensus penduduk 2010, populasi penduduk Kabupaten Banggai berjumlah 323.872 jiwa, terbagi atas laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa. Dari data yang telah dipublikasi terdapat fakta khusus, bahwa tingkat sebaran penduduk belum merata. Konsentrasi populasi masih berada di Kecamatan Luwuk, dengan prosentase mencapai 22,73 persen. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Toili, dengan prosentase 9,13 persen. Urutan berikutnya ditempati oleh Kecamatan Pagimana 6,90 %, Kecamatan Toili Barat 6,44 % dan wilayah lainnya yang sebaran populasinya kurang dari 6 %. Dari sebaran yang tidak merata tersebut terlihat juga tingkat kepadatan atau densitas yang cukup tinggi. Seperti terlihat di Kecamatan Luwuk, yang dihuni 73.532 orang dan di Kecamatan Toili yang dihuni oleh 29.573 orang.

Sementara itu, kondisi alam (natural conture), bentang lahan dan karaktristik lingkungan di Kabupaten Banggai, memiliki corak yang khas. Seperti yang pernah dicatat oleh Ahli Entomologi Belanda, yaitu Allfred Russel Wallace. Penelitian ini merumuskan istilah yang popular dengan sebutan Garis Wallace, yang memberikan demarkasi (pemisahan) antara karakteristik alamiah (flora dan fauna), antara Sulawesi, Jawa dan Papua. Otomatis karakteristik alamiah Kabupaten Banggai menginduk pada Pulau Sulawesi. Kondisi ini melimpahkan warisan alam yang hingga kini masih bisa dinikmati, bahkan sebagian besar belum terolah optimal. Sebagai contoh, Kabupaten Banggai terdapat Suaka Margasatwa Bakiriang. Areal seluas 12.500 Ha ini adalah tempat perlindungan bagi Burung Maleo. Jenis unggas berukuran lebih kecil dari ayam biasa dan memiliki cara bertelur mirip penyu ini diperlakukan khusus oleh masyarakat setempat. Tiap tahunnya, khususnya tiap panen telur Maleo, mereka selalu mengadakan upacara Tumpe demi menghindari diri dari kutukan wabah penyakit. Acara-acara seperti itu tentunya sangat unik sebagai daya tarik wisata. Tempat wisata andalan lainnya adalah Suaka Margasatwa Pati-pati, Panorama Alam Salodik, Pulau Dua, Pulau Balean, Pantai Km5, Air Terjun Hanga-Hanga dan Lombuyan (suaka marga satwa bagi Anoa).

Selain warisan alam, Kabupaten Banggai juga memiliki warisan sejarah yang mengagumkan. Menurut fakta-fakta sejarah yang terlacak, kerajaan-kerjaan Banggai era silam telah menghadirkan sistem tata kelola kekuasaan yang relatif modern, yaitu mengenal sistem monarki konstitusional (seorang raja yang tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan). Dulu Kabupaten Banggai merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah banggai daratan dan banggai kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.

B. Potensi Alam Kabupaten Banggai

Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa kandungan mineral, gas dan energi di perut bumi, maupun kekayaan hasil alam dipermukaan bumi (seperti kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente, cengkeh, vanili dan lainnya).

1. Potensi Migas



Di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, pengelolaan Migas dibagi dalam 2 blok yaitu blok Senoro dan blok Matindok. Dari dua blok inilah nantinya gas yang dihasilkan akan dialirkan ke LNG Plant maupun Power Plant. Blok LNG yang ada di Kabupaten Banggai ini adalah Blok LNG yang keempat di Indonesia dan yang keenam di Asia Tenggara. Sebelumnya telah beroperasi Arun LNG di Aceh, Badak LNG di Kalimantan Timur dan Tangguh LNG di Papua. PT Donggi Senoro LNG adalah perusahaan yang mengubah gas dari sumber gas menjadi LNG. Kilang LNG Donggi Senoro dirancang untuk memproduksi 2,1 juta metrik ton LNG per tahun selama 15 tahun.



2. Potensi Bahan Galian

Kandungan mineral diperut bumi Kabupaten Banggai, menyimpan potensi untuk bisa dimanfaatkan secara optimal. Kekayaan alam yang terserak dibeberapa titik itu terdiri dari potensi kekayaan alam yang strategis dan vital, termasuk juga yang mengandung potensi energi. Beberapa bentuk potensi kekayaan mineral yang terkandung diperut bumi Kabupaten Banggai, antara lain adalah :

Emas. Berlokasi di Kecamatan Toili dan Kecamatan Bunta. Untuk mengakses lokasi ini bisa ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda empat dan roda dua. Jarak tempuh sekitar 170 kilometer.


Nikel

Nikel. Berada di Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Pagimana, Kecamatan Bunta dan Kecamatan Toili. Nikel adalah material yang dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan nikel untuk digunakan sebagai campuran dengan material logam lainnya. Prospek pemanfaatan nikel aktual dan potensial adalah sebagai berikut :

- Blok Siuna Kecamatan Pagimana luas areal prospek ± 3.400 Ha.

- Blok Pagimana Bunta luas areal prospek ± 2.000 Ha.

- Blok Balingara luas areal prospek ± 200 Ha.

- Blok Toili luas areal ± 2.800 Ha.

Besi. Lokasi keberadaanya terletak di wilayah Kecamatan Kintom. Pemanfaatan besi adalah sebagai bahan baku untuk industri pengolahan besi, bahan campuran untuk pengolahan seng, bahan baku industri otomotif dan lain sebagainya.


Batu Granit

Granit. Terdapat di Kecamatan Pagimana, dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat, dengan jarak sekitar 60 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam. Granit dapat digunakan sebagai bahan yang ekslusif untuk pelapis dinding, lantai atau plafon gedung, monumen dan lain sebagainya.

Pasir dan Batu. Terdapat dihampir semua sungai yang ada di Kabupaten Banggai dan tersebar di sembilan kecamatan.


Batu Gamping

Batu Gamping. Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis bebatuan ini. Pada beberapa wilayah telah diolah secara tradisional untuk keperluan lokal seperti Desa Biak Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 0,5 – 1 jam. Batu gamping digunakan sebagai bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbid, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk pembuatan soda abu, untuk penjernihan air, untuk proses pengendapan biji logam non ferous dan industri gula.


Batu Marmer

Marmer. Terdapat di Desa Salodik, Desa Lauwon, Desa Bantayan, dan Desa Minangandala di Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam. Marmer biasa digunakan sebagai bahan ornamen dinding dan lantai rumah, serta untuk pembuatan cindera mata. Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan, marmer di Kabupaten Banggai mempunyai warna putih, abu-abu, kecokelatan serta merah kecoklatan. Hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam.


Batu Gabro

Gabro. Terdapat di Desa Siuna Kecamatan Pagimana, Desa Bantayan Kecamatan Luwuk dan Desa Nanga-nangaon Kecamatan Bunta. Batuan jenis ini digunakan sebagai bahan dasar untuk ornamen dinding maupun ornamen lantai dan bahan dasar bahan dasar pembuatan cendera mata. Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan batuan ini mempunyai warna dan corak abu-abu kehitaman berbintik putih. Berdasarkan hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam. Kandungan bahan galian gabro yang tereka (posible) mencapai luas wilayah kurang lebih 100 Ha.


Tanah Urug

Tanah Urug. Tanah Urug adalah bahan galian yang tersebar luas di Kabupaten Banggai, terdapat di sembilan kecamatan. Digunakan sebagai suplemen bahan dasar untuk bangunan perumahan, perkantoran, ataupun pusat perbelanjaan. Bahan galian ini memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan berdasarkan penelitian sementara pada daerah-daerah cekungan dijumpai volume tanah urug sebesar kurang lebih 2 Km2.

3. Potensi Energi

Energi merupakan salah satu sumber daya alam dari sekian banyak potensi yang dikembangkan untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor energi dan ketenaga listrikan. Beberapa sumber daya energi yang tersedia di Kabupaten Banggai yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber daya energi yang berdaya guna tinggi adalah sebagai berikut :

Energi Surya. Merupakan energi yang berasal dari sinar matahari, dengan teknologi yang tepat guna serta peralatan yang mudah diperoleh dengan harga terjangkau, dapat diubah menjadi energi listrik yang murah dan sesuai dengan daya beli masyarakat diperdesaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun meteorologi Bubung Luwuk, penyinaran matahari di Kabupaten Banggai memiliki intensitas rata-rata sebesar 53-96 %. Dengan demikian potensi energi surya di Kabupaten Banggai memiliki prospek untuk dikembangkan.

Energi Air. Peristiwa gaya tarik bumi dengan bulan menyebabkan pasang surut air laut, seperti banyak terjadi di perairan Asia tenggara. Di daerah Kabupaten Banggai terdapat jenis pasang surut prevaling diurnal, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi permukaan yang berbeda. Kecepatan arus rata-rata 2,0 knot ke arah utara pada bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober. Sementara angin yang berhembus kearah Selatan terjadi di bulan April, Juni, November dan Desember. Dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,1 – 1,2 M (Dishidros, 1997). Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi sungai-sungai yang meiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hanga-hanga.

Energi Angin. Kekuatan angin yang cukup stabil dengan arah yang tetap memungkinkan untuk dikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Angin bertiup dari Phlipina dengan kecepatan angin rata-rata di Kabupaten Banggai yang berkisar 3-6 knot dengan arah angin terbanyak beradius 2700, memungkinkan digunakannya kincir angin sebagai alat pendukung Energi Listrik Tenaga Angin. Dengan didukung perbedaan suhu maksimum antara siang dan malam sehingga terjadi tiupan angin yang silih berganti dari daratan dan lautan memungkinkan daerah Kabupaten Banggai berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkembangan listrik dengan tenaga angin.

4. Kondisi dan Potensi Perkebunan

Komoditas tanaman perkebunan adalah merupakan tanaman perdagangan yang cukup strategis di Kabupaten Banggai. Karena terbukti menjadi sumber devisa di sektor pertanian. Tetapi lebih penting lagi adalah rangkaian kegiatan ekonominya, mulai dari produksi, pengusahaan, serta pemasarannya, membuka kesempatan kerja yang besar. Di Kabupaten Banggai terdapat potensi perkebunan yang variatif serta dapat diperoleh dibeberapa tempat. Menurut data dari Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian, Jakarta (2007), di Kabupaten Banggai terdapat antara lain :

Kakao. Komoditi kakao yang ditanam di lahan seluas 17.314 hektar dengan kapasitas produksi mencapai 6.418 ton.

Kopi. Komoditi kopi dengan kapasitas produksi mencapai 17 ton, dengan luas lahan 262 hektar.

Kelapa. Komoditi kelapa dengan kapasitas produksi mencapai 33.058 ton, luas lahan sekitar 32.211 hektar.

Cengkeh. Komoditi cengkeh dengan kapasitas produksi mencapai 272 ton, luas lahan sekitar 1.354 hektar.

Jambu Mente. Komoditi jambu mente kapasitas produksi mencapai 2.205 ton, luas lahan sekitar 11.117 hektar.

Namun rupanya kondisi komoditi perkebunan belum optimal. Karena produktivitasnya secara relative masih kecil yaitu rata-rata dibawah 1 ton per hektar, sehingga perlu intensifikasi dalam meningkatkan produksi masing-masing komoditi perkebunan. Diperlukan penelitian yang serius terhadap setiap komoditi perkebunan agar diketahui penyebab tingkat produksi yang cukup rendah, apakah disebabkan oleh kualitas tanaman atau karena kondisi tanaman yang umurnya relatif telah tua atau dikarenakan oleh pemeliharaan dan penanganan produksi yang kurang baik sehingga produktivitasnya berkurang.

Untuk lebih jelasnya produktivitas beberapa komoditi perkebunan (ton/Ha) dapat dilihat pada tabel berikut :


No.

Komoditi

2001

2002

2003

2004

2005


1. Kelapa Dalam

1,14

0,46

1,00

1,01

1,06


2. Kelapa Hibrida

0,07

0,21

0,05

0,06

0,06


3. Kopi

0,09

0,25

0,27

0,29

0,30


4. Cengkeh

0,03

0,47

0,53

0,59

0,64


5. Jambu Mente

0,05

0,14

0,10

0,15

0,16


6. Kakao

0,13

0,47

0,49

0,51

0,53


7. Vanili

0,16

0,08

0,11

0,12

0,11


8. Kemiri

0,05

0,24

0,23

0,33

0,41


9. Lada

0,04

0,01

0,02

0,03

0,03


10. Aren

0,75

0,00

0,32

0,36

0,41


11. Sagu

0,09

0,00

0,14

0,17

0,15


Sumber : BPS Kabupaten Banggai.

5. Potensi Perikanan

Perikanan Laut

Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Banggai cukup besar terutama pada sektor perikanan laut. Banyak rumah tangga yang menggantungkan hidupnya disektor ini. Pada tahun 2007 terdapat Rumah Tangga Perikanan (RTP) sebanyak 6.955 rumah tangga, yang tersebar diseluruh kecamatan. Dari RTP inilah bahan baku industri perikanan dan konsumsi masyarakat dihasilkan, dengan keterbatasan alat penangkapan dan sarana sehingga potensi perikanan laut ini belum digarap secara optimal, ini dapat dilihat dari masih kecilnya hasil yang diharapkan karena sebagian besar sektor perikanan laut menggunakan alat penangkap ikan yang sederhana dan tradisional. Salah satu andalan Kabupaten Banggai adalah sektor perikanan, namun pemanfaatannya belum optimal. Potensi lestari sumber daya ikan Kabupaten Banggai adalah sebesar 48.627,1 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis 39.387,9 ton/tahun dan ikan demersal 9.239,2 ton/tahun. Pemanfaatannya per tahun hanya 28,7 % atau 13.922,9 ton (DKP Kabupaten Banggai, 2005).

Sarana dan prasarana perikanan. Untuk menunjang operasionalisasi kegiatan penangkapan, pembudidayaan, penanganan pasca panen, dan penyaluran hasil-hasil perikanan telah dibangun beberapa prasarana perikanan antara lain :

a. Pelabuhan perikanan, telah dibangun di daerah Bonebobakal untuk mendukung kegiatan penangkapan di wilayah Teluk Tolo dan Teluk Tomini.

b. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI atau TPI), terdapat lima PPI/TPI yang terletak di Luwuk, Lamala, Rata, Bualemo dan Pagimana.

c. Pelabuhan Umum, selain pelabuhan perikanan juga terdapat pelabuhan umum yang letaknya di tengah kota Luwuk dan dapat disandari kapal Pelni maupun kargo laut sehingga memudahkan transportasi hasil perikanan ke luar daerah.

d. Pabrik Es, Di beberapa PPI/TPI yang telah dibangun dilengkapi dengan pabrik es, yaitu Bualemo, Bunta, Luwuk dan Pagimana. Selain itu juga terdapat pabrik es dikelola swasta dengan kapasitas rata-rata 5 – 10 ton per hari.

Kabupaten Banggai memiliki sumber daya ikan laut yang cukup besar. Dengan melihat besarnya potensi perikanan tangkap yang dimiliki tentunya memerlukan penanganan serius, profesional dan bertanggung jawab. Kalau melihat produksi dan nilai produksi ikan, tercatat sektor perikanan tangkap yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan nelayan dan pendapatan asli daerah Kabupaten Banggai.

Perikanan Darat

Potensi perikanan darat cukup menjanjikan, karena masih terdapat banyak areal pengembangan perikanan darat. Jenis ikan dan udang yang dapat dikembangkan adalah ikan nila, ikan nila gips, ikan bandeng, ikan gurame, ikan mujair, budi daya kepiting, dan udang windu. Pengembangan potensi ini sangat menjanjikan mengingat dimungkinkan dikembangkan oleh masyarakat secara tradisional sebagai upaya memberdayakan masyarakat terutama mereka yang kurang mampu.

6. Kehutanan

Luas wilayah hutan di Kabupaten Banggai (data tahun 2009) berupa kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dari kawasan hutan lindung terluas adalah hutan lindung seluas 169.669 hektar atau 18,04 % dari luas total hutan. Pada kawasan budi daya adalah hutan produksi terbatas seluas 309.113 hektar atau 32,86 % terluas kedua adalah hutan produksi tetap seluas 55.526 hektar atau 5,90 persen dari total hutan yang ada.

7. Industri

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, pengembangan sektor industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan usaha, meningkatkan ekspor dan menunjang pembangunan di daerah dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Perusahaan yang bergerak dibidang industri, terdiri dari industri besar, menengah, dan industri rumah tangga. Pengelompokkan tersebut semata-mata dibedakan atas banyaknya penggunaan tenaga kerja. Perusahaan industri skala besar menyerap tenaga kerja lebih dari seratus orang, sementara perusahaan industri menengah menyerap lebih dari dua puluh orang, dan industri skala kecil menyerap tenaga kerja antara 5 sampai 20 orang. Sedangkan industri rumah tangga menggunakan tenaga kerja dibawah lima puluh orang. Dari kategori ini, dapat disimpulkan bahwa jenis industri yang berada di Kabupaten Banggai sebagian besar adalah industri kecil dan industri rumah tangga. Sementara variasi jenis industri yang terdapat di Kabupaten Banggai, sebagaimana tercantum dalam data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banggai, tahun2007 adalah sebagai berikut :
Industri makanan, minuman dan tembakau.
Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit.
Idustri kayu dan barang dari kayu termasuk perabot rumah tangga.
Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
Industri barang galian bukan logam.
Industri pengolahan lainnya.

C. Potensi Sumber Daya Manusia Kabupaten Banggai

Potensi sumber daya manusia di Kabupaten Banggai sudah cukup banyak dan memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Namun proporsi SDM yang ada dan tersedia di Kabupaten Banggai masih berkisar pada kalangan terbatas. Belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini menyulitkan dalam program optimalisasi dan pemanfaatan sumber daya alam di daerah. Dengan demikian, butuh ikhtiar serius dan berkelanjutan untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam pengembangan SDM di Kabupaten Banggai.

Sebagai gambaran catatan dari Biro Pusat Statistik untuk tahun 2009, di Kabupaten Banggai terdapat 223.426 penduduk usia kerja. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Banggai pada tahun 2009 tercatat sebesar 72,23 persen.

Menghadapi fenomena ini, muncul berbagai usulan cerdas dan merupakan aspirasi kalangan publik luas. Misalnya untuk memperbanyak aneka jenis kursus ketrampilan. Pendayagunaan Balai Latihan Kerja (BLK). Ataupun gagasan mengirim SDM lokal untuk mengikuti magang kerja di luar negeri, sebagai upaya menyerap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspirasi dan gagasan cerdas seperti ini tak akan berguna bila berbenturan dengan karakter kepemimpinan yang miskin visi dan tak memiliki program yang jelas dalam peningkatan standar SDM di Kabupaten Banggai. Karenanya, kata kunci untuk menjemput solusi terbaik berada ditangan seorang pemimpin yang visioner, intelektual dan cerdas. Dalam konteks ini Kabupaten Banggai memerlukan pemimpin yang berpengalaman, santun dan bersahaja.

Sumber : Visi dan Misi Bupati Banggai, 2011-2016 dan sumber lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Social Icons

Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Featured Posts