Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
Masjid
Masjid
merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat
peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap
masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas
atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau
lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat
tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada
bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di
halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk
menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin
mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan,
dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Contoh
masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus.
Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid
dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara.
Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
Masjid
Agung Demak. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Salah
satu keunikan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya terbuat dari
susunan tatal. Konon, tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Tiang dari tatal
ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980.
Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berikut
ini daftar masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam.
Masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam di
Indonesia
No.
|
Nama
Masjid
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Masjid Agung Demak
|
Demak, Jateng
|
Abad 14 M
|
K. Demak
|
2
|
Masjid Ternate
|
Ternate, Ambon
|
Abad 14 M
|
K. Ternate
|
3
|
Masjid Sunan Ampel
|
Surabaya, Jatim
|
Abad 15 M
|
-
|
4
|
Masjid Kudus
|
Kudus, Jateng
|
Abad 15 M
|
-
|
5
|
Masjid Banten
|
Banten
|
Abad 15 M
|
K. Banten
|
6
|
Masjid Cirebon
|
Cirebon, Jabar
|
Abad 15 M
|
K. Cirebon
|
7
|
Masjid Raya
|
Baiturrahman Banda
|
Aceh Abad 15 M
|
K. Aceh
|
8
|
Masjid Katangga
|
Katangga, Sulsel
|
Abad 16 M
|
K. Gowa
|
Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf
Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi
digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura
pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan
pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada
gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja
Mataram, Demak, dan Gowa.
Tulisan-tulisan kaligrafi peninggalan sejarah Islam di
Indonesia
No.
|
Kaligrafi
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Makam Fatima binti Maimun
|
Gresik, Jatim
|
Abad 13 M
|
-
|
2
|
Makam Ratu Nahrasiyah
|
Samudra Pasai
|
Abad 14 M
|
S. Pasai
|
3
|
Makam Maulana Malik Ibrahim
|
Gresik, Jatim
|
Abad 15 M
|
-
|
4
|
Makam S. Giri
|
Gresik, Jatim
|
Abad 15 M
|
-
|
5
|
Makam S. Gunung Jati
|
Cirebon, Jabar
|
Abad 15 M
|
Cirebon
|
6
|
Makam S. Kudus dan S. Muria
|
Kudus, Jateng
|
Abad 15 M
|
-
|
7
|
Makan Sunan Kalijaga
|
Demak, Jateng
|
Abad 15 M
|
Demak
|
8
|
Makan raja-raja Banten
|
Banten
|
Abad 15 M
|
Banten
|
9
|
Makam raja-raja Mataram
|
Imogiri
|
Abad 16 M
|
Mataram
|
10
|
Makam raja-raja Mangkunegaran
|
Astana Giri
|
Abad 16 M
|
Mataram
|
11
|
Makam raja-raja Gowa
|
Katangga
|
Abad 16 M
|
Gowa
|
Istana
Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan
beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana
sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi
pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang
bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan
Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.
Istana-istana peninggalan sejarah kerajaan Islam di
Indonesia
No.
|
Nama
Istana
|
Lokasi
Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Istana Kesultanan Ternate
|
Ternate, Ambon
|
Abad 14 M
|
K. Ternate
|
2
|
Istana Kesultanan Tidore
|
Tidore, Ambon
|
Abad 14 M
|
K. Tidore
|
3
|
Keraton Kasepuhan
|
Cirebon, Jabar
|
Abad 15 M
|
K. Cirebon
|
4
|
Keraton Kanoman
|
Cirebon, Jabar
|
Abad 15 M
|
K. Cirebon
|
5
|
Keraton Kesultanan Aceh
|
NAD
|
Abad 15 M
|
K. Aceh
|
6
|
Istana Sorusuan
|
Banten
|
Abad 15 M
|
K. Banten
|
7
|
Istana Raja Gowa
|
Gowa, Sulsel
|
Abad 16 M
|
K. Gowa
|
8
|
Keraton Kasultanan
|
Yogyakarta
|
Abad 17 M
|
K. Mataram
|
9
|
Keraton Pakualaman
|
Yogyakarta
|
Abad 17 M
|
K. Matara
|
Kitab
Kesusastraan
Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak
Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa
daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang
diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah
masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Beberapa
suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah
Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji.
Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka
memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka
menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk
menceritakan Raja Abdul Muluk.
Hikayat
adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau
Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan
kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan
Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan
Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultansultan Aceh, dan
penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi
Ar-Raniri.
Pesantren
Sejak
masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan
Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para
kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa
pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesatren kemudian berkembang
pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa
Arab, kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi
tasawuf.
Beberapa
pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Tebuireng di
Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren
Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.
Tradisi
Beberapa
tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam,
sedekah, sekaten.
1. Ziarah,
yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi
lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan
cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran
atau kalimat syahadat, berdoa, begadang untuk semadi, atau tidur dengan harapan
memperoleh firasat dalam mimpi.
2. Sedekah,
acara keluarga dengan mengundang tetangga sekitar. Sedekah untuk peristiwa
gembira disebut syukuran. Sedekah untuk peristiwa sedih atau meminta
perlindungan, disebut selamatan. Sedekah meminta sesuatu disebut hajatan.
3. Sekaten,
yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal
di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.